Upaya meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah di Purwokerto masih terkendala rendahnya tingkat literasi dan inklusi. Namun, berbagai lembaga dan organisasi telah bergerak secara bersama-sama untuk mengatasi masalah tersebut.
Pengurus Daerah MES Banyumas, misalnya, telah mengambil langkah dengan mengembangkan program ekosistem halal, digitalisasi masjid, dan pembinaan UMKM di pedesaan. Sementara itu, Asbisindo Purwokerto fokus pada literasi keuangan syariah sebagai respons terhadap penyebaran pinjol ilegal yang sering melibatkan pelajar dan mahasiswa. Langkah preventif ini melibatkan pelatihan manajemen keuangan pribadi yang melibatkan peran orang tua.
OJK Purwokerto juga telah mendorong sinergi antara berbagai pihak dengan mengadakan rapat koordinasi pada tanggal 21 Februari dengan tema “Sinergitas Pemberdayaan Ekonomi Syariah Menuju Masyarakat Madani”. Rapat ini melibatkan MES Banyumas, Asbisindo, serta perwakilan lembaga keuangan syariah baik bank maupun non-bank.
Dalam rapat tersebut, Kepala Kantor OJK Purwokerto, Riwin Mirhadi, mengusulkan pelaksanaan program rutin sebulan sekali yang melibatkan MES, OJK, dan lembaga keuangan syariah. MES akan bertanggung jawab atas penentuan tempat dan pelibatan massa, sementara OJK akan membantu dalam pelibatan mitra lainnya.
Ketua Umum MES Banyumas, Akhmad Darmawan, menyatakan bahwa program MES telah melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, dan pelaku bisnis, yang berdampak positif bagi ekosistem ekonomi syariah di Banyumas.
Sementara itu, Sekretaris Umum MES Banyumas, Apik Anitasari Intan Saputri, merinci beberapa kegiatan yang telah dan akan dilakukan oleh MES Banyumas, termasuk penguatan infrastruktur teknologi keuangan syariah, pelatihan literasi digital UMKM, sertifikasi rumah potong hewan, dan penyeliaan halal. Tahun ini, MES Banyumas juga mengusulkan pendirian lembaga perekonomian masjid yang mendapat tanggapan positif dari Bank Muamalat, yang akan memberikan pelatihan manajemen keuangan masjid.
